PT DI terima order pembuatan pesawat jet latih TNI senilai Rp1,9 triliun

Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, sudah saatnya kini TNI secara bertahap mengurangi penggunaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) produk luar negeri.

Untuk mempertahankan kedaulatan negara Republik Indonesia sudah saatnya TNI kini secara bertahap menggunakan produk dalam negeri buatan Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS), katanya usai pertemuan dengan beberapa BUMNIS di PT LEN Industri Bandung, Jumat.

Syafrie mengatakan, pihaknya sudah mengalokasikan dana sebesar Rp8 triliun dari APBN dan kredit ekspor untuk pengadaan Alutsista TNI. "Untuk itu kami mengecek kebutuhan TNI dan kesiapan BUMNIS guna mensinkronkan keduanya," kata Sekjen Dephan.


Ia mengatakan, kebutuhan yang diperlukan TNI AD, AL dan AU, diantaranya sistem persenjataan personel, sistem persenjataan berat, pesawat serbu jenis helikopter, pesawat jel latih, rudal, kendaraan taktis, alat komunikasi, alat angkut personel jenis korvet dan alat berat Zeni, namun semuanya harus dipenuhi oleh perusahaan BUMNIS atau produk lokal.

"Kendati produk lokal, namun kami memiliki standar militer yang harus sama dengan luar negeri, jadi kami meminta kepada BUMNIS agar produk yang akan dipakai TNI harus yang berkualitas, harga murah dan mampu bersaing dngan produk luar negeri," katanya.

Dikatakannya, dengan menggunakan produk dalam negeri diharapkan BUMNIS yang memproduksi militer Alutsista akan lebih maju dan sejajara dengan produk buatan luar negeri, karena hal itu juga menjadi tanggungjawab Dephan RI.

Menurutnya adanya interaksi tiga komponen pelaku dalam pengadaan Alutsista itu, yakni TNI sebagai pengguna, industri BUMNIS sebagai produsesn dan Dephan RI sebagai penentu kebijakan.

Adapun BUMNIS yang diminta untuk mengadakan ALutsista TNI, yakni PT Pindad, PT PAL, PT DI dan PT LEN Industri.

Sementara itu Manager Director PT DI Iwan Soemekto mengatakan, pihaknya menerima order pembuatan pesawat jet latih (jet trainner) dan suku cadangnya senilai Rp1,9 triliun.

"Kami sudah menyanggupinya dan diharapkan dalam waktu dekat program pengadaan pesawat jet latih itu bisa dilaksanakan sesuai pesanan Dephan," ujarnya.
Share on Google Plus

About marbun

    Blogger Comment
    Facebook Comment