280 Peneliti Ikuti Konferensi IPTEK ASEAN

ilustrasi


Sebanyak 280 peneliti dari berbagai negara di dunia mengikuti Konferensi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ASEAN 2014 (The 4th Science Congress and Sub Committee Conference of ASEAN) di Bogor, Jawa Barat, 18-19 Agustus 2014.

"Ini acara tiga tahunan Komite Iptek ASEAN. Secara kebetulan pelaksanaannya di bulan Agustus, jadi kita masukkan saja dalam rangkaian Harteknas (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional)," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta usai membuka konferensi Iptek bertema 'Inovasi untuk Komunitas ASEAN yang Lebih Baik' tersebut di IPB Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin.

Dalam konferensi ini, menurut dia, Komite Iptek ASEAN akan berbicara soal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saling bertukar pikiran soal Iptek, bahkan memungkinkan terdapat transaksi antar negara ASEAN terkait teknologi dari 10 negara di Asia Tenggara.

"Kita ingin ASEAN berubah dari menekankan penggunaan bahan material ke 'knowledge base economy' sehingga ada nilai tambah di sana," ujar Menristek.

Jika teknologi telah dikuasai dari hulu hingga hilir, ia merasa yakin akan buka kesempatan kerja lebih besar bagi masyarakat ASEAN.

Sebelumnya, pada pembukaan konferensi ia mengatakan bahwa pembahasan akan terfokus pada topik inovasi pangan, energi, dan air, serta topik lain terkait pengembangan ASEAN. Konferensi juga dibagi dalam delapan sesi paralel yakni subkomite Iptek kelautan, subkomite Iptek material, subkomite Iptek energi berkelanjutan, subkomite Mikroelektronika dan Teknologi Informasi, subkomite bioteknologi, subkomite meteorologi dan geofisika, dan subkomite teknologi antariksa.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana The ASEAN Conference Science and Technology 2014 (ASEAN COST)Estiko Rijanto dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan sebanyak 280 peserta dan undangan dalam konferensi ini hanya 70 persen dari total pendaftar.

"Sebenarnya yang mendaftar banyak, tapi karena keterbatasan waktu dan tempat kita pilih 280 peserta dan undangan. Selain pembicara kunci ada 140 pembicara lain dari Indonesia," ujar dia.

Pembicara asing yang dihadirkan Kementerian Riset dan Teknologi ada dari Swedia, Seychelles, India, Jepang, Tiongkok, dan Taiwan. Total pembicara asing 45 orang, sedangkan peserta asing sebagai pendengar 12 orang dan dari Indonesia 83 orang.

Beberapa pakar yang akan mengisi konferensi antara lain CEO LundaVision dari Swedia Dr Sven-Thore Holm, CEO EdWarTech and Ctech Dr Warsito P Taruno, Dr Haruo Takeda dari Hitachi Ltd Japan, Director Central Food Technological Research Institute India Profesor Ram Rajasekhran. (antara)
Share on Google Plus

About marbun

    Blogger Comment
    Facebook Comment